Coronavirus itu merupakan keluarga besar virus yang dapat menyerang manusia dan hewan. Nah, pada manusia, biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit serius, seperti MERS dan SARS.
Maka dari itu, Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus Disease-2019 yang disingkat menjadi Covid-19.
Covid-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia di daerah Wuhan, Provinsi Hubei, China pada tahun 2019.
Menurut Worldometer, dari 173 ribu kasus yang dikonfirmasi secara global, kasus kematian telah mencapai lebih dari 6.600 orang. Sebanyak 93 persen pasien berada dalam kondisi ringan dan 7 persen dalam kondisi kritis.
Wabah virus Corona telah membuat sejumlah negara menutup perbatasan dan membatasi penerbangan.
Bahkan beberapa negara yang terdampak cukup parah menetapkan untuk lockdown atau mengisolasi seluruh warganya selama dua pekan. Mereka menutup sekolah, restoran, bar, bioskop dan tempat publik lainnya kecuali supermarke dan apotek.

Kota di Republik Rakyat Tiongkok
Melansir Science Daily, Rabu (18/3/2020), berdasarkan analisis sekuensing genomik mereka, Andersen dan timnya menyimpulkan kemungkinan asal SARS-CoV-2 mengikuti salah satu dari dua skenario yang mungkin terjadi.
Skenario pertama, yakni virus berevolusi di keadaan patogen saat ini melalui seleksi alam di inang non-manusia, kemudian melompat ke manusia. Pada skenario ini menunjukkan bagaimana wabah virus corona sebelumnya muncul, dengan transmisi penularan manusia dari musang (SARS) dan unta (MERS). Para peneliti mengusulkan kelelawar sebagai reservoir yang paling mungkin untuk SARS-CoV-2, karena virus ini sangat mirip dengan virus corona pada kelelawar. Kendati demikian, tidak ada kasus penularan langsung dari kelelawar ke manusia yang terdokumentasi, hal ini menunjukkan kemungkinan perantara yang terlibat antara kelelawar dan manusia.
Dalam skenario ini, kedua spike protein SARS-CoV-2 bagian RBD yang mengikat sel dan situs pembelahan yang membuka celah untuk virus, akan berevolusi ke kondisi saat ini sebelum memasuki manusia.

Penularan virus corona bisa terjadi melalui berbagai hal berikut:
- Droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin
- Kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan
- Menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan
- Kontaminasi tinja (jarang terjadi)
Sebuah studi terbaru menunjukkan potensi penularannya melalui udara.
“Virus ini ditularkan melalui tetesan, atau sedikit cairan, sebagian besar melalui bersin atau batuk,” kata Kepala Unit Penyakit Emerging dan Zoonosis WHO Dr Maria Van Kerkhove, dilansir dari CNBC.
Bahkan, para peneliti menemukan bahwa virus itu bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu di udara dan menempel di permukaan benda, bergantung pada beberapa faktor, seperti panas dan kelembapan.
Yang dapat kamu lakukan dalam melindungi diri sendiri adalah dengan cara:

Yang bisa kamu lakukan untuk melindungi orang-orang terdekatmu dari Covid-19, yaitu:
- Saat kamu batuk atau bersin, jangan lupa untuk menjauh dan menutup mulut serta hidung kamu dengan tissue, saputangan, atau lipatan siku.
- Segera membuang tisu atau masker yang telah kamu gunakan ke tempat sampah.
- Jangan lupa untuk merobek masker yang telah digunakan ya, untuk mencegah penggunaan ulang masker.
- Jangan lupa untuk mencuci tanganmu dengan sabun setelah batuk atau bersin.
- Jangan meludah disembarang tempat
- Segera menghubungi Rumah Sakit rujukan bila orang terdekatmu mengalami gejala Covid-19 dengan menghubungi 119 ext 9
Untuk mencegah menyebarnya berita hoax tentang virus corona, WHO akan bOekerja sama dengan platform media sosial seperti Twitter, Facebook, Pinteres, Tencent, dan Tiktok.
Juru bicara senior WHO , Fadela Chaib menyarankan kepada seluruh warga di dunia untuk mengikuti arahan dari pejabat kesehatan internasional dan menerima informasi dari sumber yang dapat dipercaya.
Di negara-negara yang dilanda pandemi Corona, para warganet secara otomatis akan diarahkan ke situs resmi WHO untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan wabah Corona.
Selain itu juga, Menkominfo Johnny G mengatakan, untuk mengatasi persebaran informasi palsu di media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram, Kominfo juga sudah meminta untuk menghapus hoax yang ada di platform mereka. Apalagi saat ini WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemik global, sehingga perusahaan global yang disebut di atas pun harus berperan dalam mengatasi penyebaran hoax.
Selain itu, Johnny mengatakan bahwa Kominfo telah bekerja sama dengan Polri untuk menindak penyebar hoax dan disinformasi seputar virus corona yang meresahkan masyarakat. Johnny pun mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati lagi dalam membagikan informasi. “Jangan ada yang main-main lagi dengan memberikan berita hoax karena ini sudah masalah Indonesia dan dunia. Polri untuk mengambil langkah-langkah penegakan hukum dan Polri sedang melakukan itu,” ucap Johnny.
Mengapa libur 14 hari untuk mencegah corona?
Sejumlah pemerintah daerah telah menetapkan libur 14 hari bagi sekolah-sekolah dalam merespons penyebaran virus korona atau Covid-19. Pemerintah pusat juga menyarankan agar para pegawai bekerja dari rumah (work for home) sebagai salah satu antisipasi meluasnya virus ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (15/3/2020) meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran virus korona. Salah satunya dengan mengurangi aktivitas luar rumah. “Inilah saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah,” kata Jokowi.
Bukan tanpa alasan penetapan masa libur 14 hari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan masa inkubasi virus korona berkisar 2-14 hari setelah terpapar. Masa inkubasi yakni waktu antara terjadinya infeksi dan timbul gejala.
Tanggapan saya pribadi mengenai “libur 14 hari mencegah corona” adalah salah satu upaya pemerintah ini sangatlah baik. Masyarakat lainnya pun antusias dalam upaya pemerintah ini agar tidak menimbulkan penyebaran Covid-19 ini. Akan tetapi , masih ada masyarakat yang kurang antusias atau kurang sadar akan Bahayanya coronavirus ini. Padahal sudah terbukti banyak kasus kematian yang di sebabkan oleh Covid-19 ini.



